Minggu, 27 Oktober 2019

fira gatau tapi emang gatau

Malam itu dingin sekali, segelas ‘susu’ kental manis hangat tersaji. Malam syahdu namun menyenangkan, rasanya letihku sirna setiap detiknya. Kacamata hitam dan jaket warna putih gading menyelimutinya kala itu, tak lupa celana chino warna senada.
“ini anak memang ga pernah ganti celana apa ya.” batinku
Selesai mengerjakan hal-hal, slide presentasi pengenalan pergerakan kampus, ia menutup laptopnya lalu menatapku dan duduk di sampingku.
sangat dekat.
rasanya gaya berat bumi sangat besar menarik kepalaku, akhirnya sampailah ia di pundaknya.
“ris, aku takut.” bisikku
“takut kenapa?”
“takut sakit hati, rasanya semua salah. semua tidak pasti dan memang belum waktunya.”
dia terdiam
“aku mau bangun tembok ris. setelah ini.”
“hmm setelah ini ya? yakin?”
“iya.”
dia terdiam kembali, membenarkan duduknya namun tetap dekat.
“aku cerita dengan riri tadi ris tentang dia dan aa-nya. ada orang lain yang tertarik sama aa-nya. dia tersiksa ris kasian, sakit hati tapi nggak ngerti sakit hati buat apa, orang bukan siapa-siapa.”
“trus kamu sakit hati juga?”
“iya, dan aku merasa bingung sih ris. karena gaada yang pasti. memang waktunya aja sih yang salah.”
dia membenarkan duduknya kembali.
“aku pernah ngobrol sama yayan. tentang waktu.
ya memang semua ada waktunya sih fir.”
“haha iya tau kok, makanya aku bilang waktunya salah. semua perasaan ini salah, karena belum wakunya.”
“jadi kamu sakit hati sama cowok itu fir?”
“hm... iya?”
“maafkan cowok itu ya fir.”
aku diam sejenak, ingin menangis sebenarnya. namun, untuk apa?
“hahaha gapapa ris, aku yang salah. wmemang belum waktunya.”
hening lama di antara kami

“jadi, kamu kamu bikin tembok? abis ini?”
“iya”
“karena kamu takut?”
“iya, dan karena belum waktunya”
“belum waktunya ya..”

Kamis, 10 Oktober 2019

10 Oktober 2019

Hai fira
Coba catat hari ini
Tak perlu merasa bersalah katanya
Ah rasanya. Aku memang perlu bersandar
Dan berbicara bersama seluas tentang dunia dan sesempit tentang kaemitebe.

Aku pun bingung jatuh cinta atau bukan
Tapi rasanya inipun rusak dengan tingkah konyolku

Maaf aku bingung

Rabu, 20 Maret 2019

terakhir kali aku rasakan sayang, aku tak pernah jatuh cinta. aku rindu jatuh cinta

lalu saat aku jatuh cinta


aku selalu harus mengakhirinya

Senin, 19 Juni 2017

19 Juni 2017

Resah.
Aku resah diantara dua fana

Fanaku yang pertama, akankah asa itu tetap ada?
Apa memang sesakit ini? Harapan yang terlalu terpatri?

Aku tanya Tuhanku, aku yakinkan batinku.

Mungkin memang waktu suka membunuh
Ah, aku benci menunggu
Aku benci yang tak tentu

Kamis, 12 Mei 2016

Kalimat kalimat ajaib

Pernah suatu hari yang memusingkan aku bercerita pada teman-temanku. Mereka sadar atau tidak terdapat beberapa kalimat yang membuatku selalu terngiang. Sejujurnya aku orang yang pelupa. Namun kalimat kalimat mereka menjadi titik balikku untuk menjadi manusia di atas garis nol.

Suatu hari di petang yang berduka setelah melihat hasil TO. Aku berbincang dengan Agil, teman baikku.
"Gil, aku tuh kok keren gitu liatnya si X. Udah cantik, baik banget, pinter banget lagi. Itu liat geura tonya gede."
"Wah, aku malah serem fir"
"Lah kok serem?"
"Biasanya kan semakin sempurna kebaikan seseorang, semakin besar keburukannya."

Kalimat agil.
Membuat aku tersadar kalau aku seringkali berpura-pura di hadapan orang-orang, aku terlalu takut orang-orang akan menjauhiku karena keburukanku.

 Tapi semenjak itu aku lebih takut kalau orang orang yang menganggap aku baik tahu kalau aku tidak sebaik itu.

Ucapan agil selalu terkenang dan membuatku tak ingin menjadi orang lain lagi hingga saat ini.

Sabtu, 23 Januari 2016

napasi

kenapa sih udah decide tapi jadi gini
mau mundur ga mungkin
mungkin harus jalan sendiri aja sekarang. lari sendiri
never trust anyone
aku harus apa
gabisa mikirin apa apa lagi
awannya udah pergi gatau kemana
bintangnya udah pergi kemana juga
aku sendirian terombang ambing
kagok
tae
sebel
ah
whyyy
whyy
kenapa ga berusaha sih
pls

Selasa, 05 Januari 2016

awanku makin jauh
pohonku makin teduh

pohonku membantu pelan pelan ke langit malam

hai pohon. kurasa ku mulai jatuh cinta padamu
pohonku. tolong jangan pergi. bersabarlah dengan burung ini.
hai pohon. mari tumbuh bersama. menuju langit malam
menuju kedamaian yang abadi.
walaupu lambat ku tak mengapa
karena aku mau mebawamu mendampingiku
tolong jangan lirik burung yang lai