Sabtu, 28 April 2012

BKMR

BKMR itu.. sebenernya kepanjangan dari nama seseorang hahahaha. sebut aja si putih we nya :)
Pertama kali kenal si putih tuh di tridaya, tadinya aku cuma tau kalau itu tetangga andre. tapi emang kita sering ketemu soalnya setiap hari jum'at kita tridaya seruangan :) waktu itu aku juga pernah ketemu di jalan sama dia dan satu kelompok waktu ada kuis bahasa.
kenapa putih? karena dia tuh emang putih banget buat cowooook. putihnya seaku lah :)) (jadi L bangga fir?) tapi emang pernah disamain dan kita tuh sama
bener2 kenalan tuh waktu itu gara gara andre ngejek aku suka dia terus. padahal kenal juga kagak
akhirnya aku bilang kalau aku mau ngeceng putih sampe hari jumat doang, di smsin we si putihnya
pas jum'atnya kita ketemu aku bilang ke dia "jangan dipercaya andre mah, caduk. urang suka maneh cuma putihnya doang" pulangnya kita ngobrol ngobrol we sama andre ber3 tapi aku juga baru nyadar putih tuh emang putih dan asal kalian tau aja, dia tuh ganteng lah......
ganteng? iyaaaaaaa ganteng! gak kayak orang lain yang aku bilangin gantng cuma sekilas, ini mah setiap aku ketemu dia gak tau deh kenapa ini dag dig dug pisan :))
kita sering YMan sama SMSan walaupun udah jarang sekarang mah
kalaupun aku emang bener ngeceng dia ya aku mau neken perasaan itu

sekarang udah gak ada tridaya lagi, dia ikut smart5 hampir ga ada harapan buat ketemu :( asa kangen gak tau kenapa HAHAHAHA #abaikan

rindu

28 April 2012 terketuk pintu kamarmu oleh adikmu, semakin memburu detak jantung ini. setelah sekian detik, terbuka juga pintu itu. kaus belang belang putih hijau, celana kain berwarna cream, kulit berwarna sawo matang, garis wajah yang tegas, tak kuasa aku melihatmu. tampan

"gimana un-nya?" aku membuka percakapan kami
"ya begitulah"
"kemarin paket apa aja?" dia menjawab pertanyaan ku itu, aku tak mendengarkan, terlalu sibuk memerhatikan wajahnya
"ada yang dua kali???"
"iya"
"gak ikut perpisahan GO?"
"nggak"
"kenapa?" lagi lagi aku tidak memperhatikannya, rindu ini terlalu mendesak
"ooh"

 kami terdiam kuperhatikan kamarnya bercat biru yang gelap. cocok untuk suasana galau. dia berdiri sembari tangan di dalam saku celananya. mengadah ke atas, aku tahu ia tak ingin melihatku walaupun aku selalu memerhatikannya. akhirnya aku pun menunduk walau masih curi curi pandang.

"bram jadi lebih tinggi" ujarku bercanda
ia hanya tersenyum

diam pun melanda kami kembali

"ayo masuk"

sungguh menyenangkan ia mempersilahkanku masuk, aku merasa diterima.
ia duduk di pinggir kasur, aku pun mengikutinya duduk jauh darinya namun tak terlalu jauh darinya. kami terdiam lagi dalam kegelapan, hanya ada seberkas cahaya dari layar laptopnya dan daun pintu yang terbuka cukup lebar

"lagi chat sama ghina ya? lanjutin aja atuh"
"nggak"
"aku takut kalau aku ngeganggu kamu"
 kembali ia terdiam. namun... entahlah aku merasa senang, sangat senang. oh Tuhan.. aku sangat rindu padanya

 terdengar suara handphonenya di meja belajar. Telepon. dari percakapan yang ku tangkap, akan ada seseorang yang menemuinya. Setelah selesai, ia duduk di kursi meja belajar.

"tadi abis dari sekolah"
"iya"
"rohani ya?"
"iya hehehe"
 pertanyaan pertama darinya semenjak beberapa bulan ini. betapa bahagianya aku

 "kemarin ada secondhand ya?" aku bertanya
"iya.. kamu nonton?"
"enggak. kamu kenapa nggak nonton? gak ada uang?"
"enggak, kan di sana rame rame gitu"
"oiya aku inget, kamu gak suka keramaian"
"iya..." ia menjawab pelan, aku tau pernyataan bodoh itu hanya membuat flashback bagi kami

"minggu depan 5 ada bazar ya?"
"iya, tapi saya nggak akan ikut"
"iya aku tau.. nanti kalau kamu ke sana, kamu pusing lagi kayak waktu itu"
ia hanya menunduk, sekali lagi.. flashback

"mei.."

aku bergumam pelan sambil menunduk
 Mei memang sangat spesial bagi kami, bulan dimana setahun yang lalu kami menjalin kasih, 21 mei. aku sangat ingat tanggal itu, begitu pula dengan bazar tahun lalu. terlalu menyakitkan, terlalu banyak kenangan. lagi lagi kami terdiam. aku yakin walau dalam diam, kami sama sama menyimpan kerinduan yang amat dalam. saking dalamnya hingga tak tergali, kami biarkan terkubur di situ selamanya.

"itu mainin aja laptopnya kalau mau. saya ke depan dulu. di depan ada fudmanto."
oh god.. jangan berakhir..
"tapi bram nanti balik lagi?" tanyaku penuh harap sebelum ia melangkah keluar pintu kamarnya
"nggak tau, soalnya dia ngajak main, kamu ngobrol ngobrol aja dulu sama bening"
"oke" 

di situlah percakapan kami berakhir.. aku menangis dalam gelap. tak tahan rasanya menahan rindu ini

set 4 aku pulang. tak menatap wajahnya